Geo9rafi Industri

Senin, 10 Oktober 2011


PERKEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan. Hal ini karena minyak yang dihasilkan tanaman kelapa sawit memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati tanaman lainnya, yaitu antara lain tahan lebih lama, tahan terhadap tekanan dan suhu yang relative tinggi dan tidak cepat bau.
Dalam perekonomian Indonesia minyak kelapa sawit mempunyai peranan yang nyata.  Sebagai  komoditi yang ditunjuk menjadi primadona ekspor non migas, perkembangan perkebunan dan industri kelapa sawit mendapat prioritas yang utama. Pertumbuhannya yang pesat tidak hanya menolong pemenuhan kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mendorong usaha peningkatan ekspor non migas yang dewasa ini dan dimasa mendatang diharapkan menjadi andalan utama penghasil devisa.
Peningkatan produksi minyak kelapa sawit Indonesia, saat ini masih di utamakan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri yang terus meningkat. Hal ini berlangsung terutama sejak tahun 1978 bertepatan dengan dikeluarkannya kebijaksanaan pemerintah untuk mengalokasikan produksi minyak sawit guna melindungi produksi minyak goreng dalam negeri.
Dewasa ini minyak sawit dikonsumsi oleh lebih dari 70 negara, baik untuk tujuan pangan maupun non pangan. Dengan demikian prospek ekspor minyak sawit Indonesia masih memiliki peluang yang cukup besar. Peluang ini terutama tampak dari meningkatnya kebutuhan terhadap minyak di pasaran terbesar dunia yaitu Asia. Demikian pula muncul peluang baru untuk meningkatkan ekspor ke Negara Negara Eropa Barat yang kini lebih menyukai minyak sawit dalam bentuk Crude Palm oil yang merupakan bentuk minyak kelapa sawit ekspor utama Indonesia
1.2  RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah mengenai perkembangan industry kelapa sawit ini, akan membahas mengenai :
a.       Bagaimana cara membudidayakan  tanaman kelapa sawit
b.      Bagaimana proses pengolahannya
c.       Bagaimana perkembangan produksi minyak kelapa sawit ini
d.       Bagaimana pemasaran dari hasil pengolahan tersebut
e.       Bagaimana prospek mengenai hasil pemasarannya
1.3  TUJUAN
Tujuan makalah mengenai perkembangan industry kelapa sawit  ini yaitu :
a.       Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan minyak kelapa sawit
b.      Untuk mengetahui  perkembangan industry minyak kelapa sawit

BAB II
ISI

2.1  BUDI DAYA TANAMAN KELAPA SAWIT
Pembudidayaan kelapa sawit dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dari tanaman tersebut menjadi lebih tinggi dan bermanfaat. Pemungutan hasil kelapa asawit yang tumbuh secara alami / liar tidak dapat diharapkan memberikan hasil yang tinggi dan oleh  sebab itu dilakukan pembudidayaan tanaman tersebut.
Teknik teknik pembudidayaan semakin lama semakin berkembang, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan  dan teknologi, khususnya di bidang pertanian. Dengan teknik pembudidayaan perkebunan perkebunan kelapa sawiit akhirnya diharapkan dapat memberikan hasil yang menggembirakan.                      
a.    Sejarah dan Perkembangan Industri Kelapa Sawit di Indonesia
Tanaman kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam family Palmae. Tanaman ini berasal dari Afrika dan dikenal Indonesia sejak tahun 1948, ketika  Kebun Raya Bogor menerima empat pohon kelapa sawit yang berumur sekitar satu tahun.  Sebanyak dua pohon dari Bourbon dan dua pohon lainnya diterima dari “Hortus Botanicus Amsterdam”. Dari kebun raya Bogor ini biji kelapa sawit disebarluaskan dan dilakukan percobaan penanaman di beberapa wilayah lainnya pada tahun 1853. Daerah daerah percobaan tersebut antara lain meliputi Banyumas, Priangan dan Palembang.
Tanaman kelapa sawit sebagai tanaman industri mulai diusahakan secara komersiil di Indonesia sejak tahun 1911. Berdasarkan hasil penelitian. Kondisi iklim dan tanah wilaya di sumatera utara cocok untuk pengembangan penanaman kelapa sawit. Sehingga pada tahun 1939, sebelum perang dunia kedua , perkebunan kelapa sawit berkembang pesat dan Indonesia menjadi produsebn dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia.  Namun setelah perang dunia kedua industri kelapa sawit kurang menggembirakan produksi dan ekspor kelapa sawit menurun.  Sehingga kedudukan Indonesia digantikan oleh Malaysia dan sampai saat ini Indonesia bangkit kembali dan berada pada posisi di bawah Malaysia.
b.    Syarat Syarat Tumbuh
Tanaman kelapa sawit menghendaki keadaan topografi berbentuk dataran landai, ketinggian sampai sekitar 500 meter diatas permukaan laut, tanah bersolum dalam (tebal) yang permebilitasnya baik dan pHnya antara 4-6. Curah hujan yang diperlukan berkisar 2000 mm – 3000 mm per tahun yang tersebar merata sepanjang tahun, temperature berkisar 20° - 26°, kelembaban udara antara 50% - 90% dan lamanya penyinaran antara 5-7 jam setiap hari.
c.    Penyiapan Bibit
Penyiapan bibit dilakukan sehubungan dengan mutu hasil yang diharapkan. Bibit yang mempunyai factor genetis yang baik akan mengahsilkan buah yang baik jika didukung oleh factor lingkungan  yang baik pula. Sebaiknya bibit yang berasal dari pohon yang jelek akan memberikan hasil yang kurang baik meskipun didukung oleh factor lingkungan yang baik.
Proses penyiapan bibit melalui dua tahap yaitu:
1.      Perkecambahan
Pada proses perkecambahan factor factor yang mempengaruhi antara lain derajat kematangan buah, suhu, energy dan kelembaban. Proses perkecambahan setiap biji sawit tidak merata satu dengan yang lainnya. Hal ini menyebabkan hasil semaian dalam jumlah yang besar  sukar diperoleh, sehingga dapat menghambat penanaman kelapa sawit dalam skala besar. Untuk menanggulanginya, dilakukan upaya mempercepat proses perkemcambahan yaitu dengan menggunakan beberapa metode berikut:
a.       Metode Perkecambahan Terbuka
Dengan metode ini, hasil perkecambahan sebesar ± 30 % setelah 6 bulan, 50 % setelah 9 bulan dan 85 % setelah 1 tahun.
b.      Metode Peti Fermentasi
Dengan metode ini dihasilkan 20 – 50% kecambah setelah 2 bulan dan 80% kecambah setelah 3-4 bulan.
c.       Metode perkecambahan dengan Sistem Pipa Air Panas
Dengan metode ini dihasilkan 70% kecambah setelah 6 bulan dan 40,8% - 80,3% kecambah setelah 9 bulan.
d.      Metode Perkecambahan Sistem Elektrik
Dengan metode ini dihasilkan perkecambahan yang merata sebesar 90% setelah 80 hari.
2.      Pembibitan.
Pembibitan kelapa sawit dilakukan dengan 2 cara yaitu pembibitan yang dilakukan di lapangan dan pembibitan dengan menggunakan kantong plastik (polybag). Cara pembibitan yang kedua ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan cara yang pertama yaitu persiapan tanah lebih mudah, pengawasan, pemeliharaan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit juga lebih mudah. Sedangkan jika pembibitan dilakukan di lapangan,sebaiknya lokasi pembibitan dekat dengan lokasi penanaman, memilik areal yang rata dengan drainase yang baik, sumber air yang cukup dan tidak mudah kebanjiran.
Pembibitan dengan polybag dilakukan dengan dua tahap, yaitu pembibitan awal dan pembibitan utama. Dalam pembibitan awal ini, kecambah dibibitkan pada satuan luas yang agak kecil, sedangkan pembibitan awal, dengan menggunakan media tumbuh yang lebih luas.
d.   Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan untuk penanaman bibit dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :
1.      Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dapat dibedakan berdasarkan tanah yang akan dibuka, yaitu  tanah yang akan dibuka, yaitu tanah hutan dan tanah alang alang atau perdu lainnya. Pada tanaha hutan, proses pengolahan dapat dilakukan melalui 2 tahap yaitu pembukaan lahan dan penyediaan lahan. Sedangkan pada tanah alang alang/perdu lainnya dilakukan tindakan pembkaran alang alang kemudian penyediaan lahan.
2.      Pemancangan/pengajiran
Hal ini dimaksudkan untuk menata letak dan barisan tanaman secara letak dan barisan tanaman secara teratur. Pada tanah yang datar, pemancangan disesuaikan dengan jarak tanam yang dikehendaki, dengan arah utara-selatan, sedangkan pada tanah uyang berbukit/ berkontur, pemancangan mengikuti arah kontur yang ada dengan jarak anatar barisan tertentu.
3.      Pembuatan Lobang dan Pembuatan Saluran Drainase/Teras
Penggalian tanah untuk lubang tanaman berukuran 60x60x60 cm³, dimana lapisan atas tanah setelah 30 cm dipisahkan dari lapisan tanah dibawahnya. Saluran drainase dibuat pada areal yang datar, sedangkan teras dibuat pada areal yang miring/bebukit. Saluran drainase dan teras ini berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi, sehingga lapisan humus tanah dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman.
e.    Penanaman
Sebelum penanaman bibit kelapa sawit sebaiknya terlebih dahulu dilakukan penanaman cover crop (tanaman penutup tanah dari jenis kacang kacangan/leguminose) pada areal penanaman kelapa sawit tersebut. Namun dapat pula penanaman Cover crops tersebut setelah bibit kelapa sawit ditanam. Hal ini berguna karena tanaman penutup tanah tersebut berguna untuk menambah cadangan unsure hara yang dikandung lahan, perbaikan struktur tanah, pencegahan erosi serta menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu.
f.     Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan  tanaman di lapangan di lakukan beberapa kegiatan yang meliputi penyulaman, penyiangan, pemberantasan hama& penyakit, menunas, kastrasi dan polinasi. Kegiatan pemeliharaan ini dimaksudkan agar bibit tumbuh subur dan baik, sehingga dapat memberikan hasil yang memuaskan
2.2    PENGOLAHAN
a.    Proses Pengolahan
Pengolahan buah kelapa sawit berlangsung di pabrik pabrik, dimana lokasi pabriknya biasanya terletak dekat dengan perkebunan (untuk memudahkan pengangkutan hasil panen ke pabrik), dekat dengan sumber air (untuk keperluan pabrik), namun bebas dari gangguan banjir, serta terletak pada daerah yang memungkinkan untuk perluasan pabrik/peningkatan kapasitas pabrik.
            Proses pengolahan kelapa sawit melalui beberapa tahap yaitu:
1.      Penimbangan tandan buah segar
2.      Perebusan kelapa sawit
3.      Pelepasan  buah dari tandan
4.      Premasan buah
5.      Pengepresan remasan buah
6.      Pemisahan inti
7.      Penyaringan dan pemurnian minyak
8.      Penyimpangan / penimbunan
b.     Hasil pengolahan
Hasil akhir yang didapat dari proses pengolahan buah kelapa sawit , terutama adalah minyak sawit mentah yang berwarna kuning. Adapun produk lainnya adalah minyak inti sawit yang tampak jernih , tempurung , biji sawit yang dapat digunakan untuk bahan baker, dan pellet inti sawit (sisa pengepresan inti sawit ) yang digunakan untuk bahan  makanan ternak penghasil susu yang bremutu tinggi dan dapat menaikkan kadar asam lemak dalam susu.
Minyak sawit memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya yaitu tahan lebih lama, tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi, dan tidak cepat tengik serta hamper tidak mengandung kolesterol. Oleh karena itu minyak sawit ini banyak digunakan sebagai bahan baku industri yaitu industri pangan, industri sabun, industri baja, industri tekstil, industri kulit.
Produk lanjutan dari hasil pengolahan minyak sawit mentahadalah berupa olein dan stearin yang diperoleh melalui proses fraksinasi dengan memisahkan bahan cair (Olein 70%) dan bahan padat (Stearin 30%). Selanjutnya dengan proses refinasi Olein, diperoleh minyak goring(58,5%) dan asam lemak bebas (1,5%).
Tinggi rendahnya kualitas minyak sawit di ukur melalui besarnya presentase kandungan asam lemak bebasnya. Makin tinggi presentase kandungan asam lemak bebas, semakin rendahmutu minyak sawit tersebut dan sebaliknya makin rendah presentase kandungan asam lemak bebas, makin tinggi mutu minyak sawit tersebut.

2.3    POTENSI DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk peningkatan produksi kelapa sawit. Hal ini tampak dari wilayahnya yang luas yang dapat dijadikan areal yang  cocok untuk perkebunan kelapa sawit karena kondisi tanah dan factor lingkungan lainnya memenuhi syarat untuk pembangunan perkebunan tersebut. Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan lahan bagi tanaman tanaman sesuai rekomendasi Bank Dunia yaitu karet, kelapa, dan kelapa sawit dan kelapa sawit memiliki alokasi lahan terbesar yaitu seluas 2830 hektar.
a.    Potensi luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia
Pada tahun 1982 luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 364,2 ribu hektar,
2.4    PEMASARAN DAN PENGOLAHAN
Dengan semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit Indonesia, member peluang bagi peningkatan tingkat pemasarannya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Produk produk hasil pengolahan kelapa sawit untuk pemasaran dalam negeri dan ekspor adalah sebagai berikut :
1.         Minyak sawit kasar
2.         Stearin kasar
3.         Minyak sawit olahan (sudah direfinasi, dijernihkan dan dihilangkan baunya)
4.         Olein olahan
5.         Stearin olahan
6.         Minyak inti sawit
7.         Asam lemak inti sawit
8.         Asam lemak minyak sawit
9.         Inti sawit
10.     Pellet inti sawit
11.     Arang tempurung inti sawit

a.             dalam negeri
Dengan semakin tumbuhnya industri minyak gore ng dalam negeri, kebutuhan akan bahan baku dari minyak kelapa sawit semakin meningkat karena sejak tahun 1978 produksi minyak kelapa sawit sudah tidak mencukupitidak mencukupi lagi untuk memenuhi kebutuhan industry minyak goring dalam negeri. Dari total produksi minyak sawit pada tahun 1978 sebesar 1447,5 ribu ton, sebanyak 60,37 % dipergunakan untuk konsumsi dalam negeri. Produksi minyak inti sawit hamper sepenuhnya dipergunakan untuk keperluan dalam negeri.
Diantara empat minyak nabati yang dikonsumsi di Indonesia, minyak sawit memilki peranan yang terbesar yaitu 55,08% pertahun dalam periode 1982 sampai dengan 1987. Pada urutan berikutnya adalah minyak kelapa dengan andil rata rata mencapai 40,38% pertahun, minyak inti sawit 4 % pertahun dan minyak kedele hanya sebesar 0,54% pertahun.
b.        Luar negeri 
Sebagai salah satu minyak nabati, minyak kelapa sawit umumnya di setiap Negara konsumen dipergunakan untuk keperluan pangan, yaitu diperkirakan sebanyak 75% dan sisanya untuk industry lainnya seperti kosmetik dan farmasi. Peningkatan konsumsi minyak kelapa sawit  sebagian besar terjadi di Negara Negara Asia, terutama India yang secara umum dari tahun ke tahun konsumsinya terus meningkat. Negara Negara konsumen minyak sawit utama dunia umumnya bukan merupakan Negara pengekspor minyak sawit utama, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, masing masing Negara melakukan impor. Peranan impor minyak sawit dunia terhadap konsumsi rata rata mencapai 82, 82% per tahun dalam periode 1983 sampai 1987.
Ekspor minyak sawit Indonesia umumnya ditujukan ke Negara Negara Eropa Barat, yaitu terutama ke Negara Negara Belanda, Inggris, Jerman Barat dan Italia yang mencapai sekitar 73,96% total ekspor minyak sawit Indonesia. Sementara itu ekspor Indonesia ke Negara Negara Asia terutama ditujukan ke Negara India, Pakistan, dan jepang. Ekspor minyak sawit Indonesia  ke Negara Negara Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) umumnya tidak kontinu mengingat produksi minyak sawit Indonesia tersebut masih banyak digunakan untuk keperluan dalam negeri. 
 

0 komentar:

Posting Komentar